Lima dekade lalu, salah satu bencana bendungan paling mematikan dalam
sejarah memberi para insinyur pelajaran tragis tentang buruknya
membangun bendungan hidroelektrik di wilayah yang tidak stabil secara
geologis seperti yang di kutip dari Alam mengembang jadi guru.
Vajont Dam tahun 1960
Dengan tinggi 261,6 meter, beton tipis melengkung Vajont Dam yang
berdiri di Sungai Vajont di wilayah Italia Friuli-Venezia Giulia adalah
bendungan tertinggi di dunia pada saat itu yang selesai dibangun tahun
1959. Bendungan tersebut sebenarnya telah dibangun dekade sebelumnya di
bawah kekuasaan Mussolini untuk memberikan listrik tenaga air ke
kota-kota yang bermunculan Italia utara, namun karena Perang Dunia II
konstruksi dihentikan sampai 1943. Meskipun mendapat tentangan dari
penduduk lokal , terutama para penduduk di desa-desa komune Erto e
Casso, konstruksi tetap dimulai tahun 1957 di bawah naungan monopoli
penguasa lokal SADE (Società Adriatica di Elettricità).
Sebenarnya selama proses konstruksi, ada tanda-tanda peringatan bahwa
lembah gunung di Pegunungan Alpen selatan ini tidak stabil. Meskipun
tiga studi terpisah menemukan bahwa sisi Monte Toc yang akan menjadi
tepi selatan waduk tidak stabil dan cenderung runtuh ke lembah jika
waduk terisi air, SADE tetap melanjutkan pembangunan. Selama pembangunan
jalan di sisi selatan dari Monte Toc pada tahun 1959, pergeseran dan
fraktur tanah sudah terlihat di gunung. Tiga kali Tes Pengeboran
semuanya gagal untuk menentukan lapisan tipis tanah liat yang terkandung
dalam lapisan kapur yang menduduki puncak gunung (lapisan ini adalah
bukti adanya longsor kuno sebelumnya), dan konstruksi terus berlanjut.
Di sepanjang lapisan tanah liat inilah lapisan permukaan akhirnya akan
meluncur dari muka gunung dan ke danau yang baru dibuat.
Vajont Dam dilihat dari Atas
Gunung ini sebelumnya selalu terhindar dari bencana di sepanjang lapisan
tanah liat ini karena sebelum pengisian reservoir Lago del Vajont,
tanah kapur selalu mampu meresap ke dalam tanah liat. Setelah reservoir
diisi air pada tahun 1960 dan tingkat danau baru naik di atas di mana
lapisan tanah liat terletak, lapisan kapur punya tempat lain untuk
meresap ke dalam, sehingga menjenuhkan lapisan. Pada tahun 1961, tahun
pertama bendungan itu diisi sampai kedalaman 180 m, sejumlah kecil bukit
terlihat bergeser 3,5 cm per hari; pergeserannya semakin cepat seiring
naiknya level air danau/waduk. Luas lahan yang merayap maju ke lembah
cukup besar, yaitu sekitar - 1700 m panjang, 1000 m lebar dari lereng
Monte Toc. Akhirnya, pada bulan November, 700.000 m3 bagian dari lereng
bukit meluncur ke waduk, dan kemudian insinyur menurunkan level air
waduk sebesar 25% untuk mencoba menstabilkan bagian yang belum longsor
dai lereng. Ini memperlambat pergeseran dan longsor tetapi gagal untuk
menghentikannya.
Pergeseran tanah yang terlihat sebelum Longsor besar
Pada titik ini, longsor besar sebenarnya hanya tinggal menunggu waktu
karena sebagian besar tepi selatan waduk telah terlepas dari gunung.
Namun, karena pergeseran tanah telah melambat setelah air waduk
diturunkan kembali seperti tahun pertama operasi, maka para insinyur
mengira bahwa kecepatan tanah longsor bisa dikendalikan hanya dengan
mengatur level air waduk, dan bahwa selama longsor masih di bawah
kecepatan tertentu maka tidaklah mungkin bendungan akan jebol atau
terlewati oleh air. Sebuah terowongan memotong dibangun sehingga jika
waduk tersumbat, air dari bagian Lago del Vajont diatas longsoran masih
bisa digunakan untuk menghasilkan listrik, yang merupakan prioritas
utama. Pada musim panas tahun 1962 dilakukanlah operasi kedua, level air
waduk perlahan-lahan naik ke level 235 m dengan tingkat pergeseran
tanah hana meningkat sedikit. Pada tahun 1963, level air waduk akan
kembali dinaikkan menjadi 230 meter, dan untuk sebagian besar musim
panas pergeseran per hari masih di bawah 1 cm. SADE menaikkan level air
waduk lagi pada bulan Agustus ke 245 m, dan pergeseran pun kembali ke
3,5 cm per hari. Pergerakan tersebut terlalu besar untuk gunung itu.
Bahkan meskipun level waduk diturunkan kembali ke 235 m hingga
September, kecepatan pergeseran tanah terus meningkat. Pada 9 Oktober,
tingkat pergeseran tanah adalah 20 cm per hari.
Vajont Dam setelah Longsor besar
Pada pukul 22:39 tanggal 9 Oktober, 270 juta meter kubik blok gunung
runtuh ke Lago del Vajont pada kecepatan sekitar 110 km per jam,
memblokir waduk ke kedalaman 400 m. Longsoran tanah dan batu mengusir
air ke dalam dua gelombang di kedua sisi. Satu gelombang meluncur ke
hulu menerjang sebuah hotel di mana 54 pekerja bendungan tinggal dan
membunuh semua orang di dalamnya. Gelombang hulu juga menerjang dan
menghancurkan desa di Erto e Casso yang berada pada ketinggian 260 m di
atas permukaan danau.
Vajont Dam setelah Longsor besar
Gelombang lainnya menuju hilir dan melewati bendungan. 30 juta meter
kubik air (sekitar 26 persen dari volume air waduk) lolos melalui atas
bendungan yang tingginya 250 meter (bendungan itu sendiri tetap utuh)
dan terjun menuruni lembah Vajont ke lembah Sungai Piave. Di jalur ini
terdapat komune Longarone dan desa-desa tetangganya yaitu Pirago,
Rivalta, Villanova, Codissago, dan Fae. Dalam beberapa menit, mereka
semua dihapuskan dari peta oleh gelombang air raksasa yang mirip dengan
tsunami. Dari tujuh desa yang hancur, korban tewas adalah sekitar 2000
orang (80% nya berasal dari Longarone saja), dan hampir semua bangunan
'dibersihkan' dari tempat mereka, yang hanya meninggalkan lumpur, batu,
dan puing-puing.
Bekas longsor besar seperti yang terlihat
dari atas memblokir lembah Vajont. Vajont Dam dapat dilihat di bawah.
Sisa-sisa Lago del Vajont terletak di sebelah timur tanah longsor.
Langarone pagi hari 9 Oktober 1963
Langarone Pagi Hari 10 Oktober 1963
Vajont Dam berdiri sampai hari ini, menjulang ratusan meter dari dasar
lembah. Di sisinya terlihat bekas bukit runtuh yang menelan lembah,
tidak ada upaya yang dilakukan untuk menggali lembah atau merekonstruksi
reservoir. Bentuk Lago del Vajont saat ini terletak di sebelah timur
tanah longsor, dibendung oleh dinding masif batuan dan tanah yang
ditinggalkan oleh longsoran. Dalam rangka untuk menjaga tingkat danau
yang konstan dan mencegah air terakumulasi di belakang tanah longsor,
stasiun pompa mentransfer air dari danau ke dalam lembah Sungai Piave
dibawah melalui saluran Vajont asli.
Vajont Dam saat ini
SADE dan pemerintah Italia mencoba untuk menyalahkan pada peristiwa alam
yang tidak dapat dihindari. Sebuah sidang akhirnya dilakukan di Roma
dan memberikan hukuman ringan bagi pihak-pihak utama yang terlibat
dengan bendungan. Adapun para korban selamat malam itu yang menemukan
rumah dan desa mereka terhapus dari peta, banyak dari mereka akhirnya
pindah pada tahun 1971 ke sebuah desa yang baru dibangun disebelah
tenggara. Kota baru tersebut diberi nama disebut Vajontafter lembah
mereka yang selamat. Korban selamat lainnya kembali ke Erto e Casso dan
membangun kembali rumah-rumah mereka (jalan utama Erto diberi nama Via 9
Oktober), atau menetap di Longarone yang dibangun kembali, sekarang
dihuni kebanyakan oleh orang-orang yang pindah ke sana setelah
rekonstruksi.
No comments :
Post a Comment