Wednesday, January 28, 2015

Kognitif Disonan:Teknik Illuminati Mengacaukan Otak Manusia



Quote:
Disonansi Kognitif adalah perasaan yang tidak seimbang atau merupakan perasaan tidak nyaman yang diakibatkan oleh sikap, pemikiran dan perilaku tidak konsisten dimana memotivasi orang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan itu. Disonansi adalah sebutan untuk ketidakseimbangan dan konsonansi adalah sebutan untuk keseimbangan.
Browns menyatakan bahwa teori ini memungkinkan dua elemen untuk memiliki tiga hubungan yang berbeda satu sama lain, yaitu :
Quote:
Hubungan konsonan (consonant relationship), ada antara dua elemen ketika dua elemen tersebut ada pada posisi seimbang satu sama lain.
Hubungan disonan (disonant relationship) yaitu kedua elemennya tidak seimbang satu sama lainnya.
Hubungan tidak relevan (irrelevant relationship) ada ketika elemen-elemen tidak mempunyai hubungan makna satu sama lain.
Asumsi Teori Disonansi Kognitif
Quote:
Manusia memiliki hasrat akan konsistensi pada keyakinan, sikap dan perilakunya. Disini menekankan sifat dasar manusia yang mementingkan stabilitas dan konsistensi.
Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis. Teori ini merujuk pada fakta bahwa kognisi-kognisi harus tidak konsisten secara psikologis. Contoh; seseorang akan merasa tidak konsisten secara psikologis ketika ia tidak melakukan apapun sementara ia sebenarnya ingin membantu.
Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk melakukan tindakan-tindakan dengan dampak yang dapat diukur.
Disonansi akan mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan usaha untuk mengurangi disonansi.
Kognitif Disonan dijelaskan oleh kamus sebagai: “Perasaan ketidaknyamanan sebagai akibat mengikuti dua ide yang kontradiktif pada saat yang bersamaan.”
Misalnya, dalam film “Chicago,” ketika seorang istri menangkap basah suaminya di tempat tidur bersama dengan dua orang wanita, suaminya bersikeras bahwa dia sendirian.
“Apa maksudmu?” katanya. “Saya melihat dua orang wanita!”
Dia menjawab: “Percayalah apa yang saya katakan, bukan apa yang Anda lihat!”
Tentu saja, wanita itu mengalami disonansi kognitif. Dengan pistolnya ia menyelesaikan kontradiksi tersebut dengan menembak suaminya.
“Chicago” merupakan sebuah pengungkapan metoda Illuminati. Mereka mengajari kita untuk mempercayai apa yang mereka beritahukan kepada kita, bukan apa yang mata, telinga dan akal sehat kita sendiri yang memberitahukan kepada kita.
“Apa yang diberitahukan kepada kita” adalah merupakan pesona setan yang diberikan oleh Illuminati, sebuah kelompok pemuja setan yang dipimpin oleh Kabalis Yahudi dan Mason yang mengontrol sebagian besar pendidikan, informasi dan budaya kita, dengan cara memberikan dana kepada kelompok oportunis dan mereka yang tertipu.
Seperti yang Anda ketahui, pemuja setan ini kekuasannya berasal dari kartel bank sentral yang menggunakan monopoli atas kredit pemerintah dalam rangka mendapatkan monopoli atas segala sesuatu di atas dunia ini meliputi: kekayaan, kekuasaan, pikiran dan jiwa manusia.
Kemanusiaan berada di bawah pesona setan yang terdiri dari kebohongan dan korupsi, yaitu penipuan dan dekadensi.
Quote:
Illuminati (Freemasonry) telah menyusup dan mengambil alih sebagian besar organisasi-organisasi kita. Kita diposisikan di tingkat terendah dalam sistem pemujaan setan sebagai pelayan dan budak mereka. TSA adalah merupakan sarana pengkondisian masyarakat agar terbiasa menerima pelecehan seksual.
Illuminati berawal dari peribadatan kepada setan agama Yahudi disebut Sabbatean yang menyebar ke separuh orang-orang Yahudi di Eropa, termasuk sindikat Rothschild. Mereka mengambil alih Freemasonry dan sudah banyak menumbangkan negara melalui kawin campur dan dengan berpura-pura pindah agama.
Illuminati melahirkan Komunisme. Tujuan dan metoda mereka identik: kebebasan akhir, pernikahan, keluarga, warisan, patriotisme dan milik pribadi, (mereka akan memiliki segalanya dengan kedok “Negara”) Mereka adalah para pengikut setan despotisme yang secara diam-diam mengatur dunia, dengan menjangkitkan kejahatan ke dalam masyarakat.
Mereka berada di belakang peran baik Nazi maupun Komunis, menyembunyikan jejak mereka dengan menganiaya Yahudi non-Sabbatean. Sehingga dalam Perang Dunia II, mereka dapat menghancurkan Jerman dan sebagian besar Eropa, dan memajukan rencana tirani dunia para pemilik bank sentral.
Pola Disonansi Kognitif
Pola dari disonansi kognitif adalah di mana mereka menggantikan Tuhan dengan Setan, cahaya dengan kegelapan dan menyebut kegelapan dengan cahaya. Ini adalah sumber dari disonansi kognitif kita dan hal itu sudah berlangsung sepanjang waktu.
Jadi, jelas menurut kita bahwa alam semesta yang diatur oleh sebuah daya kreatif maha luar biasa yang mengikuti desain yang melekat pada alam dan moral yang membuahkan kesehatan dan kebahagiaan kita, namun mereka menghukum kita karena mengemban pandangan ini. Kita diberitahu mereka bahwa alam semesta kosong dan kacau.
Mengapa? Karena esensi dari Tata Dunia Baru -New World Order adalah menggantikan apa yang nyata dengan apa yang palsu, yaitu menggantikan Tuhan dengan bank sentral Kabalistis yang mengatur dunia sesuai dengan kepentingannya. Ketika mereka berhasil mencapai tujuannya, maka kita tidak akan mengingat kebenaran lagi.
Para bankir Illuminati berada di belakang berbagai peperangan dan revolusi, ia juga berada di belakang apa yang disebut dengan “Pencerahan” – yang kesemuanya itu dirancang untuk melemahkan manusia dan mengendalikannya, dengan demikian memungkinkan kepada mereka untuk menggantikan Tuhan.
“Humanisme” hanya mempertuhankan bankir Kabalis. Mereka melucuti dan merendahkan derajat manusia karena kepercayaan kita kepada Tuhan.
Jadi mereka memiliki pola untuk kita: bukannya kita mengakui keberadaan Pencipta dan rancangan-Nya sehingga beruntung, akan tetapi sebaliknya kita diajarkan untuk menyangkal keberadaan-Nya, menentang aturan-Nya, dan tinggal dalam sebuah solipsisme disfungsional atas nama “kebebasan.”
“Modernitas” hanyalah merupakan penolakan kepada eksistensi Tuhan dari pengikut ajaran Setan yang melekat dalam ordo dan tujuannya. Dan hal ini merupakan pemuliaan disfungsi individu yang terasing serta mencerminkan keterasingan orang-orang Yahudi Illuminati dari manusia dan alam semesta. Modernisme mengorbankan yang universal dalam mendukung pribadi para pendukung solipsistic, padahal kebenaran bersifat universal.
Disonansi kognitif kita berasal dari kontras antara apa yang hukum-hukum Tuhan seperti yang terkait dengan (pikiran sehat, insting, intuisi dan indera kita) mengungkapkannya, dan apa yang diungkapkan para pembohong yang dibayar oleh Illuminati dan mereka yang tertipu menyuruh kepada kita untuk mempercayainya.
Saya telah menyia-nyiakan sebagian besar hidup saya karena mendengarkan para bankir “orang-orang besar”, bukan diri saya sendiri.
Contoh-contoh Disonansi Kognitif
Peristiwa serangan 9/11 memberikan banyak contoh. Kita diberitahu bahwa pesawat menghantam Pentagon dan Shanksville PA. Tapi tidak ada puing-puing pesawat dimaksud. Kita diberitahu Larry Silverstein merubuhkan gedung WTC-7 tapi bukan menara kembar? WTC-7 dirubuhkan tetapi menara kembar tidak?
Peristiwa serangan 9/11 memberikan dalih untuk melakukan perang palsu terhadap teror, padahal dirancang untuk melucuti hak-hak sipil kita. Teroris sebenarnya adalah para bankir bank sentral, politisi dan media massa. Mereka membunuh lebih dari 3000 orang di siang hari bolong.
Gender adalah sebuah “konstruksi sosial” selain wanita bertindak seperti laki-laki dan sebaliknya. Perempuan lebih kuat dan lebih baik daripada pria.
Anak-anak tidak membutuhkan model peran heteroseksual. Wanita tidak membutuhkan suami, anak-anak tidak membutuhkan ayah dan ibu.
Homoseksualitas merupakan gangguan perkembangan sampai tahun 1973 ketika Rockefeller memutuskan untuk mengacaukan pernikahan dan keluarga. Sekarang para pemimpin pengkhianat dan pendidik memaksakan hal tersebut kepada heteroseksual.
Cinta romantis adalah merupakan tujuan dari keberadaan kita. Seks (terutama dengan wanita cantik) adalah pengalaman hidup tertinggi yang ditawarkan. Banyak melakukan hubungan seks lebih baik. (Semua tidak benar. Kami sangat mencari kasih sayang Tuhan yang telah diambil mereka.)
Hal ini berlangsung terus menerus. Seperti penduduk di negara-negara bekas komunis, kita perlu melihat kebenaran di balik tipuan pemerintah, media massa atau sekolah.
Disonansi kognitif yang kita alami adalah perbedaan antara kebenaran (Tuhan) dan kebohongan (pesona setan Illuminati.) Dalam Protokol Zion, penulisnya mengulang-ulang, “semboyan kami adalah kekuatan dan dibuat untuk dipercayai.”
Penipuan hanya berjalan pada audiens yang mudah percaya. Kita tidak akan menderita disonansi kognitif jika kita memahami kesulitan yang bersifat ilusi dan politik
Saya mengajak para pembaca untuk membuat contoh “Percayalah apa yang saya katakan, bukan apa yang Anda lihat.”
*) Solipisme: Filsafat. Teori yang menyatakan bahwa hanya ada diri kita sendiri, atau bisa terbukti ada.

No comments :

Post a Comment