Saturday, January 31, 2015

Memahami Kepentingan Rusia Vs Amerika dalam Konflik Ukraina

Rusia dulunya merupakan bagian dari Uni Soviet, Uni Soviet didirikan pada tanggal 30 Desember 1922 yang terdiri dari : Rusia, Ukraina, Beylarusia, Uzbekistan, Kazakhtan, Georgia, Azerbajjan, Lituania, Moldova, Latvia, Kirgzstan, Tajkistan, Armenia, Turmenistan, Estonia. Dengan gabungan Uni, Unisoviet merupakan Negara adidaya yang menjadi kekuatan besar yang sangat disegani oleh amerika. Uni soviet membuktikan dalam Perang Dunia II, pada bulan Juni 1941, Nazi Jerman dan sekutunya menyerang Uni Soviet melalui Operasi Barbarossa walaupun sebelumnya kedua negara telah menandatangani Pakta Molotov–Ribbentrop yang berisi perjanjian untuk tidak saling menyerang. Setelah empat tahun berperang secara besar-besaran, Uni Soviet muncul sebagai salah satu dari dua negara adidaya pemenang perang selain Amerika Serikat
Pemerintahan Uni Soviet berakhir setelah pada tanggal 25 Desember 1991 Presiden Mikhail Gorbachev mengundurkan diri serta berkibarnya bendera tiga warna Rusia di Kremlin.
Quote:
Pemerintahan Rusia setelah keruntuhan Uni Soviet dikepalai oleh Boris Yeltsin yang mulai menjabat sejak tahun 1991. Perkembangan selanjutnya, Rusia diperintah oleh seorang mantan pejabat KGB yang tidak lain adalah Vladimir Putin yang berusaha mengembalikan citra Rusia sebagai negeri adidaya seperti layaknya Uni Soviet.
Rusia adalah sebuah negara yang membentang dengan luas disebelah timur Eropa dan utara Asia. Dengan wilayah seluas 17.075.400 km², Rusia adalah negara terbesar di dunia. Wilayahnya kurang lebih dua kali wilayah Republik Rakyat Cina (Tiongkok; RRT), Kanada atau Amerika Serikat. Jumlah penduduknya bersaing dengan Tiongkok,India, Amerika Serikat, Indonesia, Brasil, dan Pakistan.
KONFLIK CRIMEA :
Berbagai tanggapan atas konflik yang terjadi di Crimea (Ukraina), Amerika dengan tegas mngecam Rusia dan mendukung Ukraina. Presiden Obama mengatakan “”Masa depan Ukraina harus ditentukan oleh rakyat Ukraina. Ini berarti kedaulatan dan kesatuan wilayah Ukraina harus dihormati dan hukum internasional harus dijunjung tinggi.” (REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON).
Warga Ukraina (Crimea) melalui referendum memutuskan sikap untuk bergabung dengan Rusia pada referendum yang digelar pada Ahad (17/3 2014). Sebanyak 90 persen suara memilih Rusia dibandingkan menjadi negara merdeka, lepas dari Ukraina.
Barat, dimotori AS, Inggris, dan Prancis, menolak segala hasil referendum. Namun, Rusia menyatakan, rakyat Crimea berhak menentukan masa depan yang lebih baik. Dan itu, kata Rusia, dilindungi undang-undang (Memorandum tersebut ditandatangani oleh AS, Inggris dan Perancis pada tahun 1994).
Menurut sensus yang dilakukan pada tahun 2001, etnis Ukraina terdiri 24 persen populasi di Crimea, dibandingkan dengan 58 persen Rusia dan 12 persen Tatar. Etnis Tatar (Muslim) ditegaskan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin memang sudah memberikan garansi untuk menjamin keamanan Muslim Tatar dan masa depan mereka. Tatar akan memperoleh perlakuan yang sama dengan masyakat Rusia lainnya dengan kebebasan budaya dan Agama Tatar, lebih lanjut dikatakan Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki hubungan erat dengan Muslim Tatar.
Secara hukum, Crimea adalah bagian dari Ukraina, sebagaim,mana dalam memorandum yang ditandatangani juga oleh AS, Inggris dan Perancis pada tahun 1994.
Quote:
Dalam memorandum itu disebutkan, Crimea adalah sebuah republik OTONOM di Ukraina, dan memiliki hak melakukan pemilihan. Dan Crimea sendiri telah memilih dengabn melaksanakan Referendum (17/3 2014) dan hasilnya suara lebih banyak yang ingin bergabung ke Rusia.
KEPENTINGAN RUSIA :
Jika Crimea bergabung dengan Rusia, yang paling pertama bermanfaat bagi Rusia adalah Armada Laut Hitam Rusia akan semakin kuat, yang berdampak pada pertahanan dan keamanan Rusia itu sendiri.
KETAKUTAN AMERIKA :
Amerika merupakan negara yang ingin menciptakan sebagai satu – satunya Negara Super Power tentu tak ingin tersaingi, dengan tidak memberi jalan untuk menciptakan kembali Uni Soviet jilid 2, Dahulu sebelum runtuh (akibat campur tangan Amerika) Uni Soviet merupakan satu – satunya Negara Uni yang dianggap mampu menjadi ancaman terbesar bagi Amerika.
Wilayah wilayah diatas (Eks Yugoslavia) merupakan Negara yang berpotensi dan memeiliki kaitan sejarah dengan dengan Negara Uni Soviet, Uni Soviet yang dahulu menjadi ancaman atau penyaing kedigdayaan Amerika Serikat.
Quote:
Dengan Status Negara Super Power Amerika dan sekutunya sering kali, menerapkan kebijakan yang mengatas namakan PBB menerapkan kebijakan semaunya. Ironisnya rata rata yang ditangani Amerika dan sekutunya mengarah pada perpecahan negara yang ditangani, terkesan melanggar kedaulatan negara yang dicampuri, berbeda dengan Rusia, Rusia hanya bermasalah dengan wilayah yang mempunyai historis dengan Rusia.
Jika Rusia menjadi Negara Adidaya setara dengan Amerika, setidaknya itu akan menjadi Balance / Penyeimbang bagi Amerika di dunia Internasional. Agar Amerika tak lagi seenaknya menentukan kebijakan dengan bersembunyi dibalik kekuatan PBB.
Rusia sendiri meski berwajah Eropa namun tak tergabung dalam Uni Eropa yang dimotori Amerika, Rusia seringkali berbeda haluan dengan Amerika,
RUSIA Vs AMERIKA PRO KONTRA :
Quote:
Juli 2013, Uni Eropa membawa perdebatan dagang dengan Rusia ke WTO Rusia dan China, dua anggota Dewan Keamanan PBB yang mempunyai hak veto, dengan tegas memblokir resolusi Dewan Keamanan terhadap invansi Amerika dan sekutunya terhadap Suriah pada Oktober 2011 dan mengatakan intervensi militer di Suriah tidak dapat diterima.
Rusia menolak, tekanan dari negara-negara barat yang mendesak agar pemerintah Suriah diberikan sanksi tambahan oleh PBB.
Menteri luar negeri tiga raksasa daratan Asia – Rusia, China, dan India Tahun 2007 di New Delhi membahas proposal Trilateral Global Alliance yang efektifnya akan mengeluarkan Barat dari kedudukan superior di Asia
Rusia dan China (2 negara raksasa) menjalin kerjasama latihan dan beberapa kemitraan lain, terang terangan China dan Rusia mengakui sebagai “stabilisator” dalam keamanan dan perdamaian global. Hal senada juga diungkapkan Yakov Bergerdari (Institut Timur Jauh Rusia). Langkah ini merupakan antisipasi untuk mengimbangi strategi Amerika Serikat, yang sudah berniat menambah kekuatan maritim di Asia Pasifik pada 2020
November 2013, China sepakat membeli 24 pesawat tempur Su-35 Rusia. Ini merupakan pembelian senjata berteknologi tinggi terbesar China dalam kurun waktu satu dekade terakhir. People’s Daily). Sergei Lousianin Deputi Direktur Institut Timur Jauh di Rusia.
Pada tahun 2007 Rusia mendukung program nuklir Iran, berbeda dengan Amerika yang menolak bahkan mengecam. Program International Conference of Islamic Scholars (ICIS) senang dan menyambut baik sikap Rusia yang tetap mendukung program nuklir Iran. Forum cendekiawan muslim sedunia bentukan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, menilai, sikap Rusia setidaknya cukup untuk menghambat kesewenangan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran.
2007, Rusia menyerukan Pasukan AS dan sekutunya mundur dari Irak
2014, Cina dengan tegas mendukung Rusia dalam kasus Crimea
Dan masih banyak beda pendapat Rusia dan Amerika
BALANCE :
Dampak jika Rusia menjadi adidaya adalah setidaknya Rusia menjadi balance / penyeimbang Amerika dalam hegemoninya, Rusia yang cermat menanggapi sulitnya meraih dukungan Eropa akibat pengaruh Amerika dengan menggandeng beberapa Negara di Asia seperti Cina dan India. Bahkan Menteri luar negeri tiga raksasa daratan Asia – Rusia, China, dan India Tahun 2007 di New Delhi membahas proposal Trilateral Global Alliance yang efektifnya akan mengeluarkan Barat dari kedudukan superior di Asia
Quote:
REFERENSI :
Frances Gouda dan Thijs Brocades Zaalberg, 2008. tentang “Politik Luar Negeri AS dan Nasionalisme Indonesia, 1920–1949”
Sejarah Diplomasi republik Indonesia

No comments :

Post a Comment