Monday, January 26, 2015

Simbol Mawar Dalam Budaya, Agama Dan Sufisme

Simbolisme mawar tidak hanya menggambarkan tentang cinta dan ketulusan. Dalam makna yang kuat, mawar mengisyaratkan sesuatu yang lebih besar daripada cinta seseorang kepada manusia ataupun duniawi. Dikalangan sufi dan para imam agama lain mengisyaratkan hubungan besar antara manusia dan Tuhannya, semua ini tertulis dalam teks terdahulu dan puisi para sufi yang terkenal di abad pertengahan masehi.
Allah menciptakan ribuan bunga, namun mawar tetap menjadi favorit sepanjang sejarah manusia dan telah diasumsikan arti yang sangat berwarna-warni diantara budaya yang berbeda. Mengapa mawar terlihat abadi dalam hati, mungkin karena manusia mampu mempertahankan ingatan tentang mawar yang ditemukan dalam jiwa. Mungkin juga puisi yang tak terlupakan, serta cerita cinta dan kebajikan yang melekat pada mawar.

Simbol Mawar Dalam Budaya Dan Agama

Simbol mawar mulai dikenal sejak 5000 tahun yang lalu, menurut beberapa pendapat sudah dikenal di China dari catatan fosil yang menjelaskan mawar telah berkembang selama jutaan tahun. Di semua wilayah dunia, mawar tumbuh dan menjadi simbol tertentu diantaranya cinta, kecantikan, kemewahan, kematian, bahkan perang dan politik, adapula yang menggunakan mawar mewakili tokoh terkenal dalam sejarah.
Ketika memasuki masa Kekaisaran Romawi, mawar berkembang di Timur Tengah. Keharuman mawar membuatnya dijadikan bahan utama pembuatan parfum, aroma yang kuat dianggap memiliki makna mistis yang mendalam. Tetapi mawar yang tumbuh di Cina tidak beraroma seperti itu, dan hal inilah yang mungkin menjadi salah satu alasan mengapa simbol mawar tidak begitu populer di Cina.
simbol mawar, mawar sufi
Sejak dahulu simbol mawar telah digunakan dalam penulisan sastra, contohnya dalam sastra Iliad, sebuah puisi epik Yunani kuno yang menyebutkan tubuhnya diolesi minyak mawar. Bunga mawar sering disebutkan dalam mitos Yunani kuno dalam berbagai bentuk yang berbeda. Sebagai contoh, putih melambangkan kemurnian yang melambangkan Aphrodit dan lambang kesucian, keinginan dan semangat ditujukan kepada Adonis, sementara cinta yang terluka diwakili beberapa tetes darah yang merubah mawar putih menjadi mawar merah. Mitos lain menyebutkan bahwa Zeus menyebarkan bunga mawar di tanah sebagai hadiah pernikahan Eros dan Psyche.
Mitos orang Romawi sering diwakili dengan simbol mawar, mereka menggunakan mawar di pemakaman sebagai tanda kebangkitan. Misalnya Flora sebagai dewi bunga dan musim semi, beberapa pendapat mengatakan bahwa dia menciptakan bunga mawar dan dewa Yunani lainnya membantu Flora memberikan kehidupan, aroma manis dan bentuk yang indah.
Kristen menggunakan mawar merah sebagai simbol semangat Yesus, kemartiran dan kebangkitan, ditujukan untuk Maria dan simbol kemurnian terkait dengan mawar putih. Bentuk bunga mawar menyiratkan liturgi, misalnya dalam puisi menyebutkan Maria dikelilingi dengan mawar tertulis dalam buku Wordsworth tahun 1807. Sastra tentang Maria sering dituliskan dengan hujan kelopak mawar yang harum, jendela kaca bergambar Bunda Maria menunjukkan dia memegang mawar, hal ini mendasari bahwa mawar beraroma baik.

Mawar Dan Sufisme

Di abad ke-7, Muhammad dilambangkan dengan bunga mawar sehingga popularitas bunga mawar meningkat seribu kali lipat setelah kedatangannya. Kepribadian rasul menerangi warna mawar dan moralitas yang sempurna merupakan sumber aroma yang harum. Salah satuny Farid Ad-Din Attar, penyair mistik Sufi terbesar tahun 1230 menulis dalam bukunya ‘The Rose Garden';
Di tempat tidur mawar, misteri bersinar. Rahasianya tersembunyi dalam mawar 
Hazrat Inayat Khan (1882-1927) mengatakan, mawar terdiri dari beberapa kelopak yang menyatu bersama-sama, sehingga jiwa Sufi menunjukkan berbagai kualitas yang berbeda. Kualitas ini memancarkan aroma bentuk kepribadian spiritual. Bunga mawar memiliki struktur yang indah, Sufi memiliki struktur halus, sebuah cara berhubungan dengan orang lain melalui ucapan, tindakan, dan sebagainya. Sama seperti parfum mawar parfum yang menembus seluruh ruangan, seorang sufi menembus masyarakat dan membantu menyelesaikan masalah. Quran Ar-Rahman 55:37-38 menyebutkan mawar merah:
Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? 
Bunga mawar memiliki bentuk yang berbeda dan mawar diciptakan untuk alasan yang signifikan. Dalam tradisi Islam, mengenakan parfum merupakan makanan bagi jiwa dan roh. Salah satu hadis menceritakan bahwa nabi sangat menyukai aroma yang baik, dan tradisi muslim sering memakai esensi murni dari air mawar, terutama sebelum shalat. Mawar adalah salah satu aroma surgawi, esensi mawar memiliki beberapa keuntungan aromatherapeutic diantaranya sebagai anti-depresi yang kuat dan mampu menenangkan pikiran.
Mawar terdiri dari beberapa kelopak, menjadi puncak perlambangan spiritual bagi hampir semua sufi dan para wali Allah, khususnya Syech Abdul Qadir Al-Jailani. Dalam sebuah kisah yang diceritakan ketika dia berada di kota Bagdad, beliau didatangi oleh utusan para wali dan mengatakan kepadanya:
“Wahai Abdul Qadir Al-Jailani, engkau tidak mempunyai tempat di kota Bagdad, karena kota Bagdad telah di penuhi oleh para Wali-wali Allah”.
Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan sambil menunjukkan gelas yang telah berisi air bening: “Seperti inilah kota Bagdad itu, gelas adalah kota Bagdad dan airnya adalah para wali Allah”
Lalu dia mengambil sekuntum Mawar Merah dari langit, kemudian diletakkan ditengah air dalam gelas itu, sambil berkata: “Dan aku adalah Mawar diantara para wali-waliNya”. 
Pada saat itu juga wali utusan tersebut tersungkur lalu bersujud meminta ampunan kepada Allah atas kesombongannya.
Semua orang Yahudi, Kristen, dan Muslim, miliki simbolisme mawar tersendiri. Monoteistik ini terikat bersama-sama satu sama lain, dimana asal-usul ketiga agama mengarah ke Timur Tengah dan sekaligus tempat berkembangnya syair mawar. Beberapa budaya lain juga berkaitan dengan simbol mawar, misalnya sekte yang berbeda dalam agama Hindu, legenda Persia kuno mengisahkan burung bulbul yang sangat mencintai mawar putih dan menggenggam erat. Duri menembus dadanya dan menyebabkan darah jatuh pada mawar sehingga mengubah mawar menjadi merah.

Referensi

  • The Rose and the Lotus, by Yousef Daoud, publish in 2009
  • Symbolic Rose, by Barbara Seward, publish in 1998
  • Rosa gallica Eveque, painted by Redoute, public domain image by Wikimedia Commons

No comments :

Post a Comment