Wednesday, February 4, 2015

Meteor Jatuh Ke Bumi, Membawa Fosil Makhluk Luar Angkasa


Struktur fosil pada sampel meteor yang jatuh di Sri Lanka dapat ditafsirkan sebagai bukti tegas adanya biologi, atau bukti kehidupan di luar planet Bumi.
Fosil kecil dalam sampel meteor jatuh di Sri Lanka pada bulan Desember lalu merupakan bukti adanya kehidupan di luar bumi. Dalam penelitian itu, Wickramasinghe menggunakan mikroskop elektron untuk mempelajari sisa-sisa meteorit besar yang jatuh di dekat Sri Lanka, desa Polonnaruwa pada tanggal 29 Desember 2012. Berita ini sempat dirilis Huffington Post edisi 18 Januari 2013.
Setelah bola api besar terlihat oleh sejumlah orang di langit Sri Lanka pada tanggal 29 Desember 2012, sebuah meteorit besar hancur dan jatuh di desa Araganwila, yang terletak beberapa mil jauhnya dari kota kuno bersejarah Polonnaruwa. Ketika meteor diperiksa melalui mikroskop cahaya, menunjukkan materi ini yang sangat berpori dan struktur komposit berkarakteristik Chondrite karbon, dengan permukaan halus terhubung dengan inter growths mineral. Beberapa persen karbon seperti yang diungkapkan oleh EDX analisis menegaskan status dari meteorit karbon. Karakteristik baru meteorit memiliki kesamaan yang mencolok dengan meteor yang memiliki Chondrite biasa yang jatuh di Denmark pada tanggal 17 Januari 2009, meskipun porositas tampaknya secara signifikan lebih rendah.
fosil diatom, meteor Sri Lanka
Fosil diatom meteor Sri Lanka / Credit: Chandra Wickramasinghe
Meteorit ini diidentifikasi sebagai materi yang muncul dari suatu komet punah, fragmen terkait dengan komet Encke. Mengingat kedekatan terjadinya dalam tahun kalender antara Maribo dan peristiwa Polonnaruwa.

Fosil Diatom Luar Angkasa Terbawa Meteor

Wickramasinghe, seorang direktur Buckingham Centre for Astrobiology di Universitas Buckingham, Inggris. Makalah Chandra Wickramasinghe yang diterbitkan Journal of Cosmology, menyatakan bahwa dirinya telah menemukan bukti kuat adanya kehidupan di seluruh alam semesta.
Desember lalu, dia dan rekannya menemukan karakteristik mikrostruktur dan morfologi kelas diatom terestrial. Mereka menyimpulkan bahwa adanya struktur semacam ini di luar angkasa dapat ditafsirkan sebagai bukti tegas adanya biologi, atau bukti kehidupan di luar planet Bumi.
Wickramasinghe dan astronom Sir Fred Hoyle, mengembangkan teori Panspermia, yang menyatakan adanya kehidupan di seluruh alam semesta dan disebarkan melalui meteor dan asteroid. Identifikasi fosil diatom (kelompok alga plankton yang paling sering ditemui, kebanyakan bersel tunggal) dalam meteorit Polonnaruwa sangat layak dan tidak diragukan, karena dianggap sebagai fragmen komet yang sudah punah.
Pada tahun 1962, Hoyle dan Wickramasinghe mempelopori teori butiran karbon di ruang angkasa untuk menggantikan teori butiran es yang ditentang oleh komunitas astronomi. Tetapi dengan spektroskopi inframerah, teori butiran es menjadi cara baru menggantikan teori debu karbon.
Selama beberapa tahun setelah meneliti berbagai model meteor, Wickramasinghe menyimpulkan bahwa materi ini sangat mirip dengan biomaterial yang ada pada semua data astronomi, dan mempertimbangkan kemungkinan bahwa biologi ataupun mikrobiologi memiliki karakter universal. Dan tidak ada pengamatan astronomi ataupun informasi baru biologi yang memberikan bukti sebaliknya. Selama hampir lima dekade bukti yang mendukung asal usul kehidupan non-terestrial dan Panspermia telah terakumulasi yang dinilai belum benar.
Semetara astronom Phil Plait menentang temuan Wickramasinghe, dia menyatakan bahwa diatom yang ditemukan pada meteor berasal dari jenis ganggang, tanaman hidup mikroskopis, spesies air tawar yang ditemukan di Bumi. Dan Wickramasinghe tidak menyangkal bahwa sampel meteor yang dianalisa mengandung diatom air tawar. Akan tetapi,.. ada setengah lusin spesies yang belum mampu diidentifikasi ahli diatom.
Bukti mikroskopis pada sampel meteor jatuh di Sri Lanka tentunya berdampak provokatif, tapi apakah benar-benar membuktikan adanya kehidupan di luar bumi?

No comments :

Post a Comment