Monday, March 2, 2015

Mengapa Inggris dan Argentina Berperang, Tapi Penguin yang Menang


Kepulauan Falkland (Argentina menyebutnya Malvinas) adalah kepulauan di Samudra Atlantik Selatan sekitar 300 km sebelah timur dari pantai Patagonian selatan Amerika Selatan. Kepulauan ini adalah wilayah Inggris di luar negeri sejak tahun 1833, namun Argentina juga mempertahankan klaim bahwa pulau-pulau tersebut adalah hak mereka karena mereka pernah menguasainya untuk jangka waktu sebelum 1833.





Sengketa panjang antara Inggris dengan Argentina meningkat pada tahun 1982, ketika pasukan Argentina menginvasi kepulauan tersebut dan mengakibatkan pecahnya Perang Malvinas. Selama sepuluh minggu, sekitar 650 personel militer Argentina, lebih dari 250 personel militer Inggris, dan tiga penduduk Kepulauan Falkland tewas. Pada akhirnya, kepulauan Falkland dikembalikan ke Kerajaan Inggris. Tapi pemenang perang yang nyata sebenarnya adalah penguin pulau tersebut.




Abad ke-18 adalah masa dimana penangkapan paus sedang gencar-gencarnya. Industri minyak paus booming saat itu, dan Falklands adalah tempat yang ideal untuk menangkap paus dan ekstraksi minyak paus. Untuk menghasilkan minyak paus, lapisan lemak (blubber) dipisahkan dari tubuh mereka, kemudian disimpan di dalam tong raksasa berisi air yang dididihkan dengan api. Tapi Falklands benar-benar tanpa pohon. Satu-satunya vegetasi di sini adalah semak kerdil yang sama sekali tidak berguna sebagai bahan bakar. Karena tidak adanya kayu untuk menjaga api tetap menyala, para pemburu paus mulai menggunakan sumber daya berlimpah lain yang dapat dijadikan pengganti kayu untuk bahan bakar, yaitu Penguin.

Penguin memiliki cukup banyak lemak di bawah kulit mereka, dan para pemburu paus tahu bahwa lemak mudah terbakar sehingga dapat dijadikan pengganti kayu. Hewan ini juga tidak bisa terbang dan jinak di alam, membuat mereka mudah untuk ditangkap. Jadi setiap kali nyala api mengecil, mereka cukup hanya meraih beberapa penguin dan melemparkannya ke dalam api. Pada saat bisnis minyak paus mati, jutaan penguin telah dibakar. 300 tahun yang lalu, sebelum orang-orang Eropa tiba, kepulauan Falkland penuh dengan tentara penguin, jumlahnya sekitar 10 juta. Angka ini kemudian berkurang 95%. Kemudian invasi Argentina pun terjadi.

Argentina menginvasi kepulauan Falkland dan menguasainya, dan untuk mencegah militer Inggris merebut kembali kepulauan ini, maka militer Argentina menanam lebih dari 20.000 ranjau darat di sepanjang pantai dan padang rumput dekat ibukota. Setelah perang berakhir, pemerintah Inggris membuat upaya untuk membersihkan ladang ranjau, tapi itu adalah usaha yang berbahaya dan melelahkan. 

Akhirnya, mereka memutuskan untuk memagari ladang ranjau dan memasang rambu-rambu peringatan agar orang menjauh dari daerah itu. Karena tak ada lagi manusia mendekat ke ladang-ladang ranjau, maka dengan berlalunya waktu daerah-daerah tersebut menjadi suaka yang tak disengaja bagi para penguin. Hewan ini cukup ringan, sehingga dapat berjalan dan melompat di ladang ranjau tanpa menyebabkan ranjau-ranjau meledak, sehingga mereka merdeka mencari pasangan, menyiapkan sarang dan kawin. Selama tiga puluh tahun terakhir, jumlah mereka telah meningkat. Saat ini, Kepulauan Falkland adalah rumah bagi 1 juta penguin. Jadi ladang-ladang ranjau yang berbahaya bagi manusia, adalah tempat yang aman bagi penguin untuk hidup dan berkembang biak.






Inggris mungkin memenangkan pertempuran, tapi Penguin lah pemenang perangnya ...

No comments :

Post a Comment