Bagi yang sudah melaksanakan ibadah haji ataupun umroh, pastilah melakukan thowaf. Thowaf adalah ibadah mengitari Ka'bah sebanyak tujuh kali.
Thowaf umumnya dilakukan pada siang hari ketika matahari sedang
terik-teriknya. Namun, kenapa orang yang melakukan thowaf tidak
merasakan panas di telapak kakinya padahal lantai yang dipijak berasal
dari marmer yang akan panas jika terkena panas.
Lantai yang tetap dingin / inspirasiislam.net |
Berbagai anggapan datang, mulai dari anggapan bahwa dibawah lantai
dipasang AC sehingga terasa dingin di siang hari. Ada juga yang
beranggapan bahwa dibawah lantai dialiri air sehingga terasa sejuk
lantainya.
Anggapan ini adalah salah. Tidak ada AC ataupun aliran air dibawah
lantai Masjidil Haram. Lantai yang terasa dingin ini karena bahan dari
lantai marmer itu adalah marmer jenis thassos. Yaitu marmer asli yang
berasal dari Yunani.
Marmer ini memiliki sifat memiliki efek dingin jika terkena panas dan
sebaliknya. Hal ini dijelaskan langsung oleh Kepala Peneliti Masjid,
Abdul Mohsin bin Hamid.
"Tidak hanya lantai, bahkan setiap ruangan dalam Masjidil Haram akan terasa sejuk meski cuaca begitu ekstrim," ungkapnya.
Karena lantai marmer ini, setiap orang yang beribadah thowaf tidak akan
merasa panas di telapak kakinya dan tidak perlu berjalan
berjingkat-jingkat ketika melakukan thowaf di siang hari sekalipun tidak
memakai alas kaki.
Marmer ini sangat mahal, di Indonesia harga marmer thassos KW dari China adalah 4 juta per meter persegi.
Terjawab sudah mengapa lantai di Masjidil Haram tetap dingin bahkan di cuaca panas sekalipun.
No comments :
Post a Comment