Seiring Rasulullah S.a.w.
tiba di Madinah inilah babak baru kehidupan dakwah beliau di mulai. Di Madinah,
beliau mempersaudarakan antara para sahabatnya dari kelompok Anshar dengan
Muhajirin. Dalam persaudaraan ini, seorang sahabat dari kelompok Anshar
mengajak seorang dari sahabat Muhajirin ke rumahnya untuk bertempat tinggal dan
membagi separuh dari harta dan rumahnya kepada sahabat Muhajirin. Semua sahabat
Rasulullah S.a.w. telah pergi semua bersama saudaranya Islam yang baru
berhijrah hingga tidak tersisa seorang pun kecuali Ali saja yang belum
dipersaudarakan beliau.
source gambar : www.iraker.dk |
Melihat kenyataan ini, maka Ali mendatangi Rasulullah S.a.w.
untuk bertanya, “Wahai Rasulullah, Anda telah mempersaudarakan semua orang dan
meninggalkan aku sendirian!?” mendengar itu beliau bersabda, “Hai Ali, kamu
adalah saudaraku (dalam Islam) di dunia dan di akhirat.”
Ketika perang Badar meletus, kaum muslimin memperoleh kemenangan
yang gemilang. Seperti adat kebiasaan yang berlaku pada waktu itu, sebelum
pertempuran massal di mulai, maka dilakukan pertempuran adu tanding dari
pasukan kedua belah pihak. Setelah itu, pertempuran besar antara kedua belah
pasukan yang hendak bertempur baru di mulai.
Pada perang Badar ini, dalam perang adu tanding, keluarlah salah
seorang pemimpin kafir yang bernama Utbah bin Rabi’ah beserta saudaranya yang
bernama Syaibah dan anak Rabi’ah yang bernama Al-Walid bin Utbah. Dengan
sombong dan angkuh mereka menantang kaum muslimin seraya berkata, “Siapakah
yang akan maju melawan kami?” Kemudian keluarlah dari pasukan kaum muslimin
Mu’azd bin Afra`, Mu’awwadz bin Afra`, dan Abdullah bin Rawahah. Ketiga sahabat
ini berasal dari kelompok Anshar.
Ketika melihat ketiga jagoan ini yang muncul, maka orang-orang
musyrik lalu berkata, “Kami hanya menginginkan anak-anak paman kami,” dengan
maksud yang harus maju menghadapi mereka adalah sahabat dari kelompok
Muhajirin. Akibatnya, Rasulullah S.a.w. kemudian memberikan aba-aba seraya
bersabda, “Hai Hamzah bin Abdil Muththalib, berdirilah; hai Ubaidillah bin
Al-Harits, berdirilah; dan hai Ali bin Abi Thalib, berdirilah (untuk menghadapi
mereka).”
Mendapatkan
perintah demikian ini, maka ketiga orang dari Ahlu Bait Rasulullah
S.a.w. yang namanya disebut beliau ini pun kemudian berdiri untuk maju
menghadapi mereka. Dalam perang adu tanding ini, Hamzah menghadapi Syaibah dan
ia berhasil membunuh Syaibah dan Ali menghadapi Al-Walid bin Utbah dan ia
berhasil membunuhnya. Sedang Ubadillah bin Al-Harits sempat dibuat kerepotan
ketika menghadapi Utbah bin Rabi’ah hingga Ubaidilah terluka. Namun ketika
Hamzah datang membantu yang kemudian disusul Ali, maka Utbah pun dapat dilibas
hingga terkapar tewas bersimbah darah.
Setelah perang tanding ini selesai, maka Ali kemudian kembali
lagi ke barisan pasukan Islam untuk memegang bendera Rasulullah S.a.w..
Sementara itu, kaum muslimin melihat Ali ini sebagai singa jantan dan pahlawan
hebat yang berjuang melawan orang-orang musyrik dengan pedang dan tombaknya.
Sumber:http://www.ceritahikmah.web.id/
No comments :
Post a Comment