Membentuk rekayasa genetik yang telah punah
hingga 60 juta tahun yang lalu tidak sesimpel yang digambarkan di film
Jurassic World.
Sekuel film Jurassic Park (1993) kini kembali
muncul dengan Jurassic World yang baru saja dirilis pada tanggal 10
Juni 2015. Hal ini membuat para pecinta film tersebut berbondong-bondong
menyerbu bioskop untuk menyaksikan film yang dibintai oleh Chirs Pratt
tersebut. Kehadiran film terbaru karya Colin Trevorrow tersebut sudah
ditunggu-tunggu oleh berbagai kalangan yang penasaran perihal kehidupan
dinosaurus dan makhluk buas lainnya yang telah dinyatakan punah.
Jika dari segi penggarapan film, Jurassic World memang berhasil memukau dengan karya sinematografi yang berteknologi tinggi dan cerita film yang sangat menegangkan. Namun, di tengah kesuksesan Jurassic World yang sempat menempati posisi teratas box office, berbagai kritikan datang, bahkan dari ilmuan. Seperti dilansir brilio.net dari time, Rabu (24/6), para peneliti merasa ada yang keliru dalam penyampaian film Jurassic World.
Film yang diangkat dari novel karya Michael Crichton tersebut menceritakan tentang pembentukan dinosaurus spesies baru. Dalam film dijelaskan bahwa pembentukan diperoleh dari mengumpulkan nyamuk kuno yang disimpan lama lalu mengambil darahnya yang diekstrak dengan metode kloning kontemporer.
Hal ini dinilai mustahil oleh beberapa ilmuan Eropa. Mungkin hal pencampuran DNA bisa diterima, namun membentuk rekayasa genetik yang telah punah hingga 60 juta tahun yang lalu tidak sesimpel yang digambarkan di film Jurassic World.
Rekayasa perbedaan gen sempat dilakukan oleh ilmuan genetika Harvard University, Mattehew Harris. Harris melakukan rekayasa genetik gigi ayam yang menyerupai gigi buaya. Hal itu memang dapat terjadi, namun bukan berarti menggantikan sepenuhnya fungsi organ dan mengubah bentuk DNA dari ayam.
Para ilmuan menolak adanya pencampuran dua spesies sebab akan menciptakan kekacauan biologis. Itu merupakan alasan mengapa anjing tidak bisa dikawinkan dengan kucing atau manusia dengan simpanse meski ada kemiripan DNA. "Apa pun itu, bentuk penyampaian film yang mengatasnamakan sains harus tetap mematuhi faedah sains," tandas salah seorang peneliti genetika Harvard.
Jika dari segi penggarapan film, Jurassic World memang berhasil memukau dengan karya sinematografi yang berteknologi tinggi dan cerita film yang sangat menegangkan. Namun, di tengah kesuksesan Jurassic World yang sempat menempati posisi teratas box office, berbagai kritikan datang, bahkan dari ilmuan. Seperti dilansir brilio.net dari time, Rabu (24/6), para peneliti merasa ada yang keliru dalam penyampaian film Jurassic World.
Film yang diangkat dari novel karya Michael Crichton tersebut menceritakan tentang pembentukan dinosaurus spesies baru. Dalam film dijelaskan bahwa pembentukan diperoleh dari mengumpulkan nyamuk kuno yang disimpan lama lalu mengambil darahnya yang diekstrak dengan metode kloning kontemporer.
Hal ini dinilai mustahil oleh beberapa ilmuan Eropa. Mungkin hal pencampuran DNA bisa diterima, namun membentuk rekayasa genetik yang telah punah hingga 60 juta tahun yang lalu tidak sesimpel yang digambarkan di film Jurassic World.
Rekayasa perbedaan gen sempat dilakukan oleh ilmuan genetika Harvard University, Mattehew Harris. Harris melakukan rekayasa genetik gigi ayam yang menyerupai gigi buaya. Hal itu memang dapat terjadi, namun bukan berarti menggantikan sepenuhnya fungsi organ dan mengubah bentuk DNA dari ayam.
Para ilmuan menolak adanya pencampuran dua spesies sebab akan menciptakan kekacauan biologis. Itu merupakan alasan mengapa anjing tidak bisa dikawinkan dengan kucing atau manusia dengan simpanse meski ada kemiripan DNA. "Apa pun itu, bentuk penyampaian film yang mengatasnamakan sains harus tetap mematuhi faedah sains," tandas salah seorang peneliti genetika Harvard.
No comments :
Post a Comment